Rumahnya memang miliknya. Bersih tidak rumah itu menjadi tanggungjawab pemiliknya. Sebuah rumah harus dibersihkan setiap hari, di tata, di renovasi setiap ada yg rusak, diperindah olehnya dgn hiasan" yang indah dipandang, yang nyaman ditinggali. Tidak peduli orang lain berkomentar apa tentang rumahnya. Karna. . "rumah ini milikku". Tapi,, orang lain tentu akan ikut menilai rumah itu, memandang rumah itu, bahkan bertamu masuk kedalamnya. Sudah sewajarnya tuan rumah menjamu tamunya. Dengan kata lain "tamu adalah raja". Tapi sekali lagi. . rumah itu memang miliknya. Orang luar pasti merasakannya, bisa jadi dia memuji rumah itu, bisa jadi dia berkomentar dan memberi saran untuk kebaikan rumah itu, atau hanya diam dan menerima keadaan rumah itu. "Toh itu rumahnya", tidak peduli. Begitupun hati kita. Ibarat rumah, hati perlu di kontrol keelokannya. Ibarat pemilik rumah, ia adalah pemilik hati. Ibarat tamu, mereka ada orang" yang ada di sekitar kita yang memiliki rumah dan standar yang berbeda dalam menilai sesuatu. Tugas kita hanya menjadi pemilik rumah sebaik-baik pemilik rumah versi kita sendiri sesuai hakikat kita sebagai manusia #ceritapagiku
22 Agustus 2014
@sebuah Posko KKN Posdaya
di Kabupaten Bandung Barat
Sabtu, 22 November 2014
Minggu, 25 Mei 2014
Karena itu Wanita. .
Bismillah.
kali ini kita berbicara tentang wanita. Adakah yang pernah mendengar lagu Maidany yang seperti ini liriknya :
kali ini kita berbicara tentang wanita. Adakah yang pernah mendengar lagu Maidany yang seperti ini liriknya :
Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah
Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu lembut membersihkannya
Nanti ia mudah keruh dan ternoda
Ia bagai permata keindahan
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
Ia sehalus sutera di awan
Jagalah hatinya dengan kesabaran
Lemah-lembutlah kepadanya
Namun jangan terlalu memanjakannya
Tegurlah bila ia tersalah
Namun janganlah lukai hatinya
Bersabarlah bila menghadapinya
Terimalah ia dengan keikhlasan
Karena ia kaca yang berdebun
Semoga kau temukan dirinya
Bercahayakan iman
Jumat, 23 Mei 2014
Percik embun- Antara Dia dan Kita
Lelaki renta itu,
dengan kehalusan hatinya ingin ber-Islam
menjadi sebab turunnya ayat.
Abasa watawalla', Rasul pun ditegur Allah karenanya.
seorang miskin lagi buta,
bukan berarti tak lebih utama
dari para pemuka negara
Lelaki renta itu,
pernah minta keringanan
untuk tidak ikut sholat berjamaah di masjid
karena dia buta
karena dia sebatang kara
karena masjid jauh sekali dari rumahnya
tapi tanya Rasul, Apakah engkau masih mendengar adzan?
saat dijawabnya masih, maka kata Rasul, Kalau begitu, berangkatlah
lalu, tunduk patuh ia pada perintah
sekali pun tak pernah ia sanggah
tiap sholat lima waktu sholat berjamaah
meski fajar masih pekat
dan jarak masjid tak dekat,
ia meraba-raba dalam gelap
hingga suatu saat, kakinya tersandung bongkahan batu
badannya terjerembab jatuh,
mukanya tersungkur di runcingnya batu
berdarah-darah
dengan kehalusan hatinya ingin ber-Islam
menjadi sebab turunnya ayat.
Abasa watawalla', Rasul pun ditegur Allah karenanya.
seorang miskin lagi buta,
bukan berarti tak lebih utama
dari para pemuka negara
Lelaki renta itu,
pernah minta keringanan
untuk tidak ikut sholat berjamaah di masjid
karena dia buta
karena dia sebatang kara
karena masjid jauh sekali dari rumahnya
tapi tanya Rasul, Apakah engkau masih mendengar adzan?
saat dijawabnya masih, maka kata Rasul, Kalau begitu, berangkatlah
lalu, tunduk patuh ia pada perintah
sekali pun tak pernah ia sanggah
tiap sholat lima waktu sholat berjamaah
meski fajar masih pekat
dan jarak masjid tak dekat,
ia meraba-raba dalam gelap
hingga suatu saat, kakinya tersandung bongkahan batu
badannya terjerembab jatuh,
mukanya tersungkur di runcingnya batu
berdarah-darah
Kisah Dua Pemahat
Bismillah
dikutip dari Novel Tere Liye
Dikisahkan. .
Dulu pernah hidup dua pemahat
hebat.. mereka terkenal hingga diundang Raja berlomba di istananya. Mereka diberikan sebuah ruangan besar dengan
tembok-tembok batu bersebrangan. Persis di tengah ruangan dibentangkan tirai
kain. Sempurna membatasi, memisahkan, sehingga pemahat yang satu tidak bisa
melihat yang lain. Mereka diberikan waktu seminggu untuk membuat pahatan di
tembok batu masing-masing.
“Kau tahu apa yang terjadi?
Pemahat pertama, memutuskan menggunakan seluruh pahat, alat-alat, dan berbegai
peralatan lainnya yang bisa dipergunakan untuk membuat pahatan indah di tembok
batunya. Dia juga menggunakan cat-cat warna, hiasan-hiasan, dan segalanya.
Orang itu terus memahat berhari-hari, tidak mengenal lelah, hingga akhirnya
menghasilkan sebuah pahatan yang luar biasa indah. Siapapun yang melihatnya
sungguh tak akan bisa membantah betapa indah pahatan itu.
“Tirai kemudian dibuka,
tercenganglah pemahat pertama. Meski dia sudah bekerja keras siang malam,
persis dihadapannya, pemahat kedua ternyata juga berhasil memahat dinding yang
lebih indah darinya. Berkilau indah. Berdesir si pemahat pertama. Berseru
kepada Raja, dia akan menambah elok
pahatannya! Berikan dia waktu!. Dia kana mengalahkan pemahat kedua. Maka tirai ditutup
lagi. Tanpa henti pemahat pertama mempercantik dinding bagiannya, berhari-hari.
Hingga dia merasa saingannya tidak akan bisa membuat yang lebih indah
dibandingkan miliknya.
“Tirai dibuka untuk kedua
kalinya. Apa yang dilihat pemahat pertama? Sungguh dia terkesiap. Ternganga.
Dinding di seberangnya lagi-lagi elok memesona. Dia berdesir tidak puas.
Berteriak meminta waktu tambahan lagi. Begitu saja seterusnya, hingga
berkali-kali. Pemahat pertama terus meminta waktu tambahan, dan dia selalu saja
merasa dinding batu miliknya kalah indah dibandingkan milik pemahat kedua.
“Tahukah kau, Ray, pemahat kedua
sejatinya tidak melakukan apapun terhadap dinding batunya. Dia hanya
menghaluskan dinding itu secemerlang mungkin, membuat dinding itu berkilau
bagai cermin. Hanya itu. . . sehingga setiap kali tirai dibuka, dia sempurna
hanya memantulkan hasil pahatan pemahat petama.
“Ray, itulah beda antara
irang-orang yang keterlaluan mencintai dunia dengan orang =orang yang bijak
menyikapi hidupnya. Orang-orang yang terus merasa hidupnya kurang maka dia
tidak berbeda dengan pemahat pertama, tidak akan pernah merasa puas. Tapi
orang-orang bijak, orang-orang yang berhasil menghaluskan hatinya secemerlang
mungkin, membuat hatinya bagai cermin, maka dia bisa merasakan kebahagiaan
melebihi orang terkaya sekalipun
#Rembulan Tenggelam di Wajahmu
bab 33
Sabtu, 01 Maret 2014
adore
"Kadang kita tidak bisa memilih kapan dan pada siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa memilih kapan dan pada siapa kita mencintai'' -Azhar Nurun Ala-
Sahabat, seperti apa yang dirasakan seseorang ketika dirimya sedang didera virus merah jambu? suka terhadap seseorang? apakah itu jatuh cinta namanya?
lalu bagaimana ketika suka terhadap lebih dari satu orang? rasa kagum terhadapnya? rasa sungkan terhadapnya? apakah semudah itu jatuh cinta terhadap seseorang?
tidak salah ketika tidak bisa mencegah kapan dan kepada siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa memilih kapan dan pada siapa kita mencintai. Karena . . .
Sahabat, seperti apa yang dirasakan seseorang ketika dirimya sedang didera virus merah jambu? suka terhadap seseorang? apakah itu jatuh cinta namanya?
lalu bagaimana ketika suka terhadap lebih dari satu orang? rasa kagum terhadapnya? rasa sungkan terhadapnya? apakah semudah itu jatuh cinta terhadap seseorang?
tidak salah ketika tidak bisa mencegah kapan dan kepada siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa memilih kapan dan pada siapa kita mencintai. Karena . . .
"mencintai adalah pilihan, mencintai adalah keputusan"
- Azhar Nurun Ala-Selasa, 11 Februari 2014
said ustad FS
hijab bukanlah pilihan sehingga tak perlu menanti kesiapan | juga bukan tanda sempurna hingga harus bebas dosa | hijab itu kewajiban
hijab itu sama wajibnya seperti shalat | mau panas mau hujan, mau duka atau suka tetap harus dipenuhi | perintahnya dari Allah
kata "tidak siap" tidak bisa menggugurkan kewajiban berhijab | anehnya untuk maksiat walau "tidak siap" masih saja jalani pacaran
ketaatan itu artinya memenuhi permintaan Allah baik rela atau terpaksa | faktanya bila kita taat pada Allah maka Dia akan memudahkan
Allah Maha Tahu, betulkah? | lalu kenapa banyak Muslimah yang merasa lebih tahu dari Allah tentang hijab?
Allah Maha Tahu, betulkah? | maka setiap perintah-Nya termasuk hijab, pasti bisa dipenuhi, pasti baik dan bermanfaat
saat shalat seorang Muslimah yang menutup aurat akan merasa tenang | begitulah ketenangan yang didapat ketika menaati Allah
apa yang engkau cari di dunia wahai Muslimah? | bila benar ridha Allah yang engkau rindu | ada alasan apa untuk tak berhijab?
jangan katakan "bagaimana bila berhijab TAPI tidak ikhlas?" itu membuat malas untuk taat | katakan "mari berhijab DAN ikhlas!"
hijab itu sama wajibnya seperti shalat | mau panas mau hujan, mau duka atau suka tetap harus dipenuhi | perintahnya dari Allah
kata "tidak siap" tidak bisa menggugurkan kewajiban berhijab | anehnya untuk maksiat walau "tidak siap" masih saja jalani pacaran
ketaatan itu artinya memenuhi permintaan Allah baik rela atau terpaksa | faktanya bila kita taat pada Allah maka Dia akan memudahkan
Allah Maha Tahu, betulkah? | lalu kenapa banyak Muslimah yang merasa lebih tahu dari Allah tentang hijab?
Allah Maha Tahu, betulkah? | maka setiap perintah-Nya termasuk hijab, pasti bisa dipenuhi, pasti baik dan bermanfaat
saat shalat seorang Muslimah yang menutup aurat akan merasa tenang | begitulah ketenangan yang didapat ketika menaati Allah
apa yang engkau cari di dunia wahai Muslimah? | bila benar ridha Allah yang engkau rindu | ada alasan apa untuk tak berhijab?
jangan katakan "bagaimana bila berhijab TAPI tidak ikhlas?" itu membuat malas untuk taat | katakan "mari berhijab DAN ikhlas!"
Langganan:
Postingan (Atom)